ADAB-ADAB PENUNTUT ILMU.
-
Hendaknya membersihkan hati dari segala kotoran hati agar memudahkannya dalam mendapatkan ilmu, menghafalkannya, dan mengembangkan ilmu tersebut.
-
Hendaknya memutuskan hubungan dengan kesibukan-kesibukan yang dapat mengganggu konsentrasinya dalam rangka memudahkan untuk mendapatkan ilmu, dan ridha dengan sedikitnya makanan serta bersabar atas sempitnya kehidupan.
-
Hendaknya tawadhu’ (rendah hati) terhadap ilmu yang dipelajarinya, begitu juga terhadap gurunya. Sehingga dengan sikap tawadhu’nya itu ia akan mendapatkan ilmu.
-
Hendaknya melihat gurunya dengan pandangan penuh penghormatan dan meyakini kesempurnaan dan kelebihan ilmu yang dimiliki gurunya disbanding kebanyakan orang yang sekelas dengannya.
-
Lebih mendahulukan keridhaan gurunya, meskipun harus menyelisihi pendapat pribadinya dan tidak boleh untuk mengunjungi sang guru tanpa ada izin darinya.
-
Hendaknya datang (ke majelis gurunya) dengan penuh keseganan, mengosongkan hati dari segala kesibukan, membersihkan giginya dengan siwak, mencukur kumisnya, menggunting kukunya dan memakai wangi-wangian untuk menghilangkan bau yang tidak sedap.
-
Hendaknya memberikan salam kepada seluruh orang yang hadir dalam suatu majelis ilmu dengan suara yang dapat didengarkan seluruh hadirin dan mengkhususkan bagi gurunya tambahan sikap penuh penghormatan.
-
Hendaknya tidak melangkahi pundak orang-orang yang hadir di majelis dan tidak memaksa orang lain untuk meninggalkan tempat duduknya.
-
Hendaknya bersikap sopan terhadap teman-temannya ketika menghadiri suatu majelis, karena sikap sopan terhadap mereka berarti sikap sopan terhadap gurunya dan penghormatan terhadap majelisnya.
-
Hendaknya sopan dalam mengajukan pertanyaan dan membaguskan susunan kalimatnya, tidak merasa malu untuk menanyakan apa-apa yang belum dia mengerti.
-
Bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu di setiap kesempatan baik malam maupun siang hari, baik ketika mukim ataupun sedang bepergian.
Artikel ini diambil dari buku